Abstract

This research is motivated by the phenomenon of students regarding the problem of managing academic self-regulation in learning activities at school. This study aims to determine the relationship between Internal Locus of Control and Academic Self Regulation in class XI students of SMK "X" in Sidoarjo. The research was carried out at SMK "X" Sidoarjo with a sample size of 172 students. The sampling technique used Simple Random Sampling, and data collection used two psychological scales with Likert scale modeling, namely the Internal Locus of Control scale with the Academic Self-Regulation scale. This research data analysis using Pearson Product Moment correlation technique. The results of the data analysis of this study indicate that there is a significant positive relationship between Internal Locus of Control and Academic Self-Regulation in Vocational School "X" Students in Sidoarjo, with a correlation coefficient of 0.501 and a significance level of 0.000 <0.05. The coefficient of determination test also shows a result of 0.251 (R Square) which explains that in this study the Internal Locus of Control variable gives an effective effect of 25.1% on Academic Self-Regulation. The results of testing the hypothesis indicate that the hypothesis can be accepted.

Pendahuluan

Siswa SMK terpaut pada rentang usia antara 10-18 tahun yang disebut remaja [1]. Pola berpikir remaja layaknya seperti seorang ilmuwan menyusun berbagai rencana penyelesaian masalah, dan menguji pemecahan masalah yang terfikirkan [2]. Dalam proses belajar di dunia pendidikan kejuruan terdapat dua jenis pembelajaran yaitu berdasarkan praktikum mengenai ilmu kejuruannya, dan pembelajaran secara umum teoritis di kelas. Dua kegiatan ini membutuhkan kemampuan dari setiap siswa untuk mampu mengatur dirinya baik dalam pembelajaran praktikum maupun pembelajaran teoritis, dan itulah tugas yang memang berat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Oleh karena itu kemampuan mengatur diri dalam belajar atau disebut regulasi diri akademik itu sangat dibutuhkan. Pintrich selanjutnya mendefinisikan Regulasi diri akademik sebagai proses aktif dan konstruktif dimana individu menetapkan tujuan untuk pembelajaran mereka, dan secara bersamaan mereka mencoba untuk mengontrol perilaku mereka dengan arahan dari tujuan yang sudah mereka tetapkan di awal berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku di lingkungan sosialnya [3]. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Friskilia [4] yang bertujuan untuk menganalisa dampak regulasi diri belajar terhadap hasil belajar siswa SMK, ternyata menunjukkan hasil bahwa sejumlah 53% responden dari total sampel 85 orang siswa masuk kedalam kategori taraf regulasi diri belajar siswa yang rendah. Dari hasil ini menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang memiliki regulasi diri yang rendah. Permasalahan tentang regulasi diri akademik juga terjadi di SMK X Sidoarjo. Peneliti mencoba melakukan survey awal terhadap 10 subjek yang terbagi dua pada kelas X dan kelas XI menggunakan alat ukur sebuah quesioner sederhana yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan aspek-aspek penetapan tujuan, motivasi, monitoring diri, evaluasi diri, yang ada dalam aspek regulasi diri akademik milik zimmerman dalam [5], dan hasil menunjukkan sebagaimana grafik di bawah ini:

Figure 1.Grafik Survey Awal Regulasi Diri Akademik Siswa Kelas X Dan XI

Data skor hasil survey menunjukkan persoalan regulasi diri akademik yang rendah lebih banyak terjadi pada siswa kelas XI, dibanding siswa kelas X yang memiliki regulasi diri akademik lebih baik. Regulasi diri akademik rendah yang dimiliki siswa kelas XI memunculkan perilaku seperti kurangnya mereka dalam aspek proses perencanaan penetapan tujuan belajar seperti waktu belajar dirumah lebih banyak digunakan untuk nongkrong dengan temannya, dan jarang membuat penjadwalan dan perencanaan belajar, kemudian kurangnya aspek proses monitoring diri seperti ketika mereka merasa bosan dalam suatu pembelajaran model teori mereka memilih tidur dikelas atau bermain game untuk menghabiskan jam pelajaran. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi diri akademik yang dikemukakan oleh Zimmerman, diantaranya, di dalam teori sosial kognitif terdapat tiga hal yang mempengaruhi seseorang melakukan regulasi diri akademik, yakni individu, perilaku dan lingkungan[6]. Di dalam faktor individu tersebut, individu mempunyai peran proaktif untuk memperoleh keterampilan akademis, seperti menetapkan tujuan, memilih dan menyiapkan strategi dan pengendalian diri yang efektif. Hal ini sejalan dengan Internal Locus Of Control, Seseorang yang di katakan memiliki Internal Locus Of Control Jika orang tersebut memahami bahwa kejadian atau peristiwa yang dia alami dalam hidup bergantung pada kepercayaan dalam dirinya sendiri, maka hal ini disebut memiliki pengendalian Internal locus of control [7]. Individu yang memiliki Internal Locus Of Control yang baik maka individu mampu untuk mengontrol maupun mengendalikan tindakan dan nasib yang ditentukan oleh dirinya sendiri, sedang berlaku sebaliknya ketika individu kurang memiliki Internal Locus Of Control maka didalam dirinya kurang memiliki kendali atas setiap tindakan dalam hidupnya, dan cenderung nasibnya dipengaruhi atau menggantungkan diri dari bantuan orang lain, dalam hal ini khususnya di lingkungan pembelajaran akademisnya. Kurangnya Internal Locus Of Control yang ada pada diri individu dapat dipengaruhi oleh banyak hal salah satu yang dapat memengaruhi Internal Locus Of Control adalah Regulasi Diri [8].

Regulasi diri akademik sendiri adalah kemauan individu untuk meregulasi diri yang dihasilkan atas dasar diri sendiri, secara reflektif, dan strategis terhadap tugas-tugas akademik [3]. Seperti penelitian yang telah dilakukan [8] terdapat hubungan antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi diri pada subjek mahasiswa, berdasarkan penelitian tersebut diperoleh penjelasan bahwa peran Internal Locus Of Control sebagai pengendali hidup yang ada di dalam diri pribadi individu itu ikut berperan dalam membentuk Regulasi diri akademik seseorang, Siswa yang memiliki Internal Locus Of Control tinggi memiliki keyakinan untuk mengendalikan kehidupannya sendiri, maka akan semakin tinggi kemampuan mereka untuk meregulasi diri sendiri, dan berlaku sebaliknya ketika Internal Locus Of Control mereka rendah maka berdampak pada regulasi diri yang rendah yaitu rendahnya minat individu untuk melakukan regulasi diri untuk menyesuaikan perilaku terhadap tuntutan kegiatan belajar akademisnya. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui dan melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Internal Locus Of Control Dengan Regulasi Diri Akademik Pada Siswa Kelas XI SMK “X” Di Sidoarjo.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK “ X ” Sidoarjo yang berjumlah 346 siswa. Tabel Isaac dan Michael digunakan untuk menentukan sampel dari jumlah populasi dengan taraf signifikansi 5% sehingga sampel yang diperoleh, dan dijadikan penelitian berjumlah 172 siswa. Serta dalam distribusi pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling.Skala dalam penelitian ini menggunakan pemodelan skala likert, kemudian teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan 2 skala psikologi yang terdiri dari skala Internal Locus Of Control dengan reliabilitas sebesar (0.840) dan skala Regulasi Diri Akademik dengan reliabilitas sebesar (0.886). Skala regulasi diri akademik didasarkan dari beberapa aspek diantaranya : 1. Penetapan tujuan (goal setting ), 2.Motivasi diri (self motivation), 3.Monitor diri (self monitoring), 4.Evaluasi (self evaluation) [5], Selanjutnya Skala Internal locus of control didasarkan dari beberapa aspek diantaranya : 1.Kemampuan, 2.Minat, 3.Usaha. [9].

Analisis data dalam penelitian ini digunakan teknik statistik korelasi Product Moment yaitu, teknik korelasi yang digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antar dua variabel[10] yaitu Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik. Taraf signifikansi dalam penelitian ini digunakan taraf 5% atau (0.05) dan apabila p<0.05 hipotesis dapat diterima, dan berlaku sebaliknya jika p>0.05 maka hipotesis tidak dapat diterima. Proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dengan software SPSS 17.0 (windows).

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Hasil uji normalitas residual terhadap kedua variabel Internal Locus Of Control dengan variabel Regulasi Diri Akademik, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0.778 yang itu berarati 0.778 > 0.05 oleh sebab itu memiliki distribusi yang normal.

Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 172
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.03030302
Most Extreme Differences Absolute .050
Positive .050
Negative -.034
Kolmogorov-Smirnov Z .659
Asymp. Sig. (2-tailed) .778
Table 1.Hasil Uji Normalitas

Hasil uji linearitas pada tabel dibawah menunjukkan F sebesar 60.981 dengan taraf signifikasnis 0.000 yang berarti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari <0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data memiliki korelasi yang linier.

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regulasi Diri Akademik * Internal Locus Of Control Between Groups (Combined) 2165.753 19 113.987 4.801 .000
Linearity 1447.972 1 1447.972 60.981 .000
Deviation from Linearity 717.780 18 39.877 1.679 .049
Within Groups 3609.195 152 23.745
Total 5774.948 171
Table 2.Hasil Uji Linieritas

Hasil uji hipotesis diperoleh gambaran pada tabel dibawah menunjukkan hasil koefisien korelasi 0.501 dengan taraf signifikansi 0.000 yang berarti lebih kecil dari <0.05, dengan ini dapat disimpulkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik pada siswa kelas XI SMK “X” Sidoarjo, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Correlations
Internal Locus Of Control Regulasi Diri Akademik
Internal Locus Of Control Pearson Correlation 1 .501**
Sig. (1-tailed) .000
N 172 172
Regulasi Diri Akademik Pearson Correlation .501** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 172 172
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Table 3.Hasil Uji Hipotesis

Hasil koefisien determinasi tabel di bawah sebesar 0.251 (R Square) yang menjelaskan bahwa didalam penelitian ini variabel Internal Locus Of Control memengaruhi secara efektif sebesar 25.1% terhadap variabel Regulasi Diri Akademik. Hasil ini didapatkan dari penjabaran R Square sebesar 0.251 x 100 % = 25.1% , dan sisanya 74.9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak menjadi fokus dalam studi penelitian ini.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .501a .251 .246 5.045
Table 4.Standar Deviasi dan Mean

Penjabaran hasil kategorisasi skor Regulasi Diri Akademik secara rinci dapat di identifikasikan dari 172 siswa, sebanyak 8 orang atau 4.7% siswa masuk dalam kategori sangat rendah, lalu 47 orang atau 27.3% siswa masuk dalam kategori rendah, lalu 66 orang siswa atau 38.4% siswa masuk kedalam kategori sedang, selanjutnya 40 orang atau 23.3% siswa masuk dalam kategori tinggi, dan terakhir 11 orang atau 6.4% siswa masuk kedalam kategori sangat tinggi.

Penjabaran hasil kategori skor Internal Locus Of Control sebagai berikut, diketahui dari 8 orang atau 4.7% siswa masuk dalam kategori sangat rendah, lalu 40 orang atau 23.3% siswa masuk dalam kategori rendah, selanjutnya 76 orang atau 44.2% siswa masuk kategori sedang, selanjutnya 41 orang atau 23.8% siswa masuk dalam kategori tinggi, dan 7 orang atau 4.1% siswa masuk kedalam kategori sangat tinggi.

Jumlah subjek pada masing-masing skala
Kategorisasi Regulasi Diri Akademik Internal Locus Of Control
Σsubjek % ΣSubjek %
Sangat rendah 8 4.7% 8 4.7%
Rendah 47 27.3% 40 23.3%
Sedang 66 38.4% 76 44.2%
Tinggi 40 23.3% 41 23.8%
Sangat tinggi 11 6,4% 7 4.1%
Jumlah 172 100% 172 100%
Table 5.Standar Deviasi dan Mean

Berdasarkan tabel kategorisasi di atas, dapat digambarkan bahwa mayoritas siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo tersebut memiliki Regulasi Diri Akademik dalam kategori taraf yang sedang menuju ke rendah, sedangkan gambaran kategorisasi pada variable Internal Locus Of Control siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo tersebut bergerak dalam kategori taraf sedang.

Pembahasan

Hasil analisis data yang menunjukkan terdapat hubungan antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik, pada Siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo yang menunjukkan sebuah hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan koefisien korelasi yang menunjukkan nilai = 0.501 dengan taraf signifikansi 0.000 lebih kecil dari atau < 0.05, yang kemudian dapat disimpulkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik, pada Siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo, dan pada akhirnya hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Maka hipotesis yang diajukan menyatakan sebuah penjelasan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik, pada Siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo.

Pada akhirnya hasil penelitian ini terdapat korelasi dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh widjaja [8] bahwa terdapat hubungan antara Lokus Kontrol Internal, dengan Regulasi Diri Pada Mahasiswa (STAB) Maha Prajna Jakarta. Bahwa hasil penelitian menunjukkan tingkat Lokus Kontrol Internal Pada Mahasiswa (STAB) Maha Prajna Jakarta masuk kedalam taraf tinggi dengan perserntase 73%, dan tingkat Regulasi Diri Akademik juga berada pada tingkat tinggi yaitu persentase 67%. Dan hal ini juga didukung oleh korelasi yang tinggi atara kedua variable sebesar 0.866. dan berdasarkan r tabel sebesar 0.344 dengan jumlah sample 33 mahasiswa, yang menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara Lokus Kontrol Internal dengan Regulasi Diri Akademik.

Sedang dalam penelitian ini sendiri Internal Locus Of Control yang dimiliki Siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo masuk dalam taraf kategori sedang sekitar 44.2%, dan hal ini menunjukkan bahwa terdapat banyak siswa yang memiliki Internal Locus Of Control dalam kategori sedang, sehingga hal ini sejalan dengan Regulasi Diri Akademik yang dimiliki oleh siswa terbanyak berada dalam kategori sedang sekitar 38.4% dan menuju rendah sebanyak 27.3% siswa. Selanjutnya besar pengaruh determinan dari Internal Locus Of Control terhadap Regulasi Diri Akademik pada siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo yaitu sebesar 0.251, dan atau memiliki besar pengaruh presentase sebesar 25.1%. Terdapat limitasi dalam penelitian ini yang hanya menggali hubungan antara dua variable saja, kemudian metode penelitan hanya terbatas pada model kuantitatif, dan sample terbatas hanya pada 1 lokasi penelitian saja sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang bukan menjadi fokus dalam penelitian ini.

Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan ini, menunjukkan sebuah hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik pada Siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo. ini dapat dibuktikan dengan perolehan data adanya koefisien korelasi yang signifikan, yaitu korelasi sebesar 0.501 dengan taraf siginfikansi 0.000 < 0.05 dengan determinasi antara Internal Locus Of Control dengan Regulasi Diri Akademik pada Siswa Kelas XI SMK “X” Sidoarjo sebesar 25.1%, yang itu berarti hipotesis yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima. Gambaran jika terdapat suatu hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggi Internal Locus Of Control, maka akan sejalan dengan semakin tingginya Regulasi Diri Akademik pada siswa SMK, begitu juga berlaku sebaliknya jika semakin rendah Internal Locus Of Control, maka semakin rendah pula Regulasi Akademik siswa SMK tersebut.

References

  1. Kemenkes RI, “Sexual Health Reproductiv; Situasi kesehatan Reproduksi remaja,” Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. pp. 1–8, 2015.
  2. J. W. Santrock, Adolescence, Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga, 2003.
  3. E. L. A. Kaplan, Editorial, 2011th ed., no. 119. 2011 Wiley Periodicals, Inc., 2011.
  4. O. Friskilia and H. Winata, “Regulasi Diri (Pengaturan Diri) Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan,” J. Pendidik. Manaj. Perkantoran, vol. 3, no. 1, p. 184, 2018.
  5. J. W. Santrock, Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Andi, 2007.
  6. F. Mahmudi, M. D. Mayangsari, and D. N. Rachmah, “Hubungan Peer Attachment Dengan Self Regulated Learning Pada Siswa Boarding School,” J. Ecopsy, vol. 3, no. 1, 2016.
  7. S. Jain and A. P. Singh, “Locus of Control in Relation to Cognitive Complexity,” J. Indian Acad. Appl. Psychol., vol. 34, no. 1, pp. 107–113, 2008.
  8. L. Widjaja, “Diri Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha ( Stab ) Maha Prajna Jakarta,” Psiko-Edukasi, vol. 12, no. 1412–9310, pp. 124–134, 2014.
  9. Silalahi, “Hubungan Locus Of Control Dengan Perilaku Kesehatan Pada Masyarakat Pedesaan,” Universitas Sumatera Utara, 2010.
  10. Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, dan kualitatif, dan R & D, 23rd ed. Bandung: Alfabeta, 2016.