Abstract

This research is motivated by the existence of the Cinderella complex phenomenon which often occurs in students of SMK X. This study aims to determine the relationship between self-concept and Cinderella complex in XI grade students of SMK X. This type of research used in this research is a quantitative method with a correlational approach. The variables contained in this study were self-concept as an independent variable and the Cinderella complex variable as the dependent variable. The population in this study was 380 students. The sampling technique used was purposive sampling technique. Retrieval of data using a Likert scale model, namely a self-concept scale with a reliability value of 0,797 and a Cinderella complex scale with a reliability value of 0,856. Retrieving data using a Likert scale model, namely the self-concept scale and the Cinderella complex scale. The analysis in this study obtained a correlation coefficient (rxy) of -0.630 with a significance value of 0.000 <0.05. It can be concluded that the hypothesis that has been proposed in this study is accepted, namely that there is a negative relationship between self-concept and Cinderella complex, which means that the higher the self-concept, the lower the Cinderella complex in class XI students of SMK X. Likewise, the lower the self-concept, the higher the Cinderella complex in class XI SMK X.

Pendahuluan

Menurut Pangastuti dan Khafid [1] Sekolah Menengah Kejuruan merupakan fase eksplorasi peralihan siswa- siswi menuju masa dewasa yang ada di usia 15-18 tahun, di dalam psikologi perkembangan masa ini berada pada fase remaja pertengahan. Masa remaja mempunyai berbagai macam tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Menurut Jannah [2] mengungkapkan tugas-tugas perkembangan remaja ialah menerima fisiknya sendiri dengan berbagai kualitas yang dimiliki, mencapai emosional yang mandiri baik dari keluarga maupun tokoh-tokoh yang mempunyai kekuasaan, meningkatkan keahlian komunikasi interpersonal serta berteman dengan teman setingkat baik secara perseorangan ataupun grup, mendapatkan model dari manusia yang dijadikan identitas pribadinya, mampu menerima diri sendiri serta mempunyai keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, menguatkan “Self-Control” (kemampuan atas pengendalian diri sendiri) akan dasar skala nilai dan falsafah hidup (weltanschauung), dapat melepaskan reaksi serta penyesuaian diri (perilaku ataupun sikap) yang kekanan-kanakan.

Listiari [3] mengatakan remaja banyak menghadapi tekanan disebabkan hal yang diinginkan tidak sesuai dengan harapan. Remaja harus melaksanakan penyesuaian diri di segala lingkungan. Menurut Saputro [4] salah satu tugas perkembangan remaja adalah menggapai kemandirian. Ada banyak remaja yang memiliki keinginan untuk mandiri, tetapi juga menginginkan serta memerlukan rasa terlindungi yang didapat dari orang-orang di sekelilingnya. Kemandirian ini merupakan salah satu permasalahan remaja. Menurut Hapsari [5] kemandirian menjadi penting karena individu berupaya agar menempatkan diri secara aktif terhadap lingkungan, dan juga kemandirian ini adalah modal pengantar bagi seseorang dalam menentukan perbuatan dan sikap terhadap lingkungan nya.

Ketakutan akan kemandirian dinamakan sebagai “Cinderella Complex” yang juga dikenal dengan “CinderellaSyndrome” dimana diketahui oleh Colette Dowling di awal tahun 1980-an. Menurut Hapsari [6] Cinderella complexmerupakan suatu kecenderungan atau keinginan berpegang secara psikis oleh perempuan yang diwujudkan dengan terdapatnya kemauan yang tinggi agar diperhatikan serta dilindungi oleh orang lain, paling utama kepada laki-laki juga percaya bahwa sesuatu yang dari luar yang membantunya, dan juga umumnya melanda anak perempuan berusia 16 atau 17 tahun, sehingga mereka biasanya seringkali membatasi untuk meneruskan pendidikan serta memesatkan mereka merambah usia muda. Menurut Syafrina [7] dikatakan bahwa “Cinderella complex” adalah keinginan tidak sadar untuk selalu diperhatikan oleh lingkungan sekitar (terutama pasangannya) serta menjadi tergantung pada pasangan dan juga banyak remaja yang tidak dapat menyelesaikan masalah secara mandiri oleh karena itu, sebagian besar remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah serta sering ketergantungan.

Cinderella complex bisa disebabkan oleh faktor internal yaitu hal-hal yang mendorong munculnya “Cinderellaicomplex”, yang berasal dari diri perempuan itu sendiri yakni salah satunya menurut Iqbal [8] adalah kematangan kepribadian yang imerupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi remaja putri untuk memahami citra diri mereka sendiri. Faktor eksternal merupakan hal-hal yang mempengaruhi munculnya Cinderellacomplexyang berasal dari luar dirinya. Zahrawaany dan Fasikhah [9] mengungkapkan faktor dari luar seperti gaya hidup yang modern serta praktis atau peran ganda yang dialami perempuan saat ini semakin umum juga muncul selaku pekerja serta pengasuh. Zain [10] juga mendeskripsikan bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi “Cinderellacomplex” yakni konsep diri. Saam dan Wahyuni [11] mengungkapkan bahwa konsep diri adalah suatu gambaran individu dalam memahami diri mereka sendiri, yang adalah perpaduan dari kepercayaan terhadap fisik, emosional, aspirasi, psikologis, serta prestasi yang mereka raih, kompetensi akademik serta sosial.

Syafrina [12] berpendapat bahwa konsep diri dimulai pada masa “middle childhood” (pertengahan masa kanak- kanak atau 6-12 tahun). Dalam masa ini konsep diri tumbuh menjadi semakin realistis serta anak-anak mulai mengerti apa saja yang dibutuhkan oleh mereka untuk bertahan hidup dan masa yang akan mendatang. Anak mulai punya cerminan diri yang positif ataupun negatif tentang dirinya sendiri yang menempel yang akan bertahan lama setelah masa kanak-kanak. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh konsep diri seseorang, setiap tingkah laku atau tingkah laku individu berdasarkan kepada konsep individu ciptakan serta munculkan serta ekspresikan sesuai dengan konsep diri individu. Suyuti [13] mengkategorikan konsep diri dimana menjadi dua kategori yakni: konsep diri positif serta konsep diri negatif. Individu dengan konsep diri yang positif maka akan dapat menerima diri individu sendiri apa adanya tanpa perlu merasa tertekan serta tertekan dengan keadaan dirinya sendiri maupun pemikiran orang lain kepada dirinya. Individu yang mempunyai konsep diri negatif kepercayaan dirinya itidak ada, cenderung tidak bisa menerima kekurangan yang dimiliki dirinya sehingga seseorang tersebut cenderung berpikir negatif, menjadi frustrasi, serta selalu khawatir, dengan ini remaja yang memiliki konsep diri positif akan dapat menuntun dirinya sesuai keinginannya sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga membuatnya lebih mandiri.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan teori di atas terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan Cinderellacomplex, yang memiliki arti semakin tinggi konsep diri pada siswa maka semakin rendah Cinderella complex yang terdapat pada diri siswa, sedangkan jika konsep diri rendah yang dimiliki maka Cinderella complex yang dimiliki siswi akan tinggi.

Penelitian ini mempunyai perbedaan yang membedakan dengan penelitian sebelumnya yakni pada penggunaan subjek kelas XI di SMK X Sidoarjo. Penggunaan subjek pada siswi SMK kelas XI digunakan karena SMK X merupakan salah satu SMK favorit di kota Sidoarjo, dan juga terdapat banyak perusaahaan yang bekerja sama dengan SMK X. Dalam dunia kerja, perusahaan tentu memerlukan sumber daya yang baik serta sikap-sikap positif seperti kemandirian, kemauan untuk bersaing dan terus mengoptimalkan dirinya dan “Cinderella Complex” dapat menjadi salah satu faktor yang mampu menghambat optimalisasi performa bekerja.

Tujuan penelitian ini adalah agar idapat imengetahui apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan Cinderella Complex pada siswi kelas XI di SMK X.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai merupakan metode kuantitatitf yang bersifat korelasional yang berfungsi untuk melihat hubungan antara variabel konsep diri dengan variabel Cinderella complex. Populasi yang digunakan yakni siswi kelas XI SMK X berjumlah 380 siswi. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 191 siswi Kelas XI SMK X berdasarkan pada tabel Krejcie-Morgan. Memakai teknik purposive sampling pada pengambilan sampel. Pada penelitian ini, dari 380 siswi yang dibagi menjadi 60 siswi untuk sampel try out dan 191 untuk sampel penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu konsep diri dan Cinderella complex. Menurut Hapsari [14] Cinderella complex adalah kebergantungan secara psikologis oleh wanita dimana terdapat kamauan besar agar dilindungi, juga dirawat orang lain (laki-laki) dan kepercayaan bahwa yang hendak menolong dia ialah sesuatu yang dari luar dan umumnya melanda perempuan yang berusia 16 tahun ataupun 17 tahun. Sedangkan Konsep diri merupakan gambaran individu dalam memahami diri individu sendiri, dimana adalah gabungan dari kepercayaan terhadap aspirasi, psikologis, emosional, fisik, serta prestasi yang individu raih merupakan pengertian dari konsep diri, dan seluruh konsep diri terdiri dari citra diri secara psikologi serta citra diri secara fisik [15]. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua skala yang telah disusun oleh peneliti, yang meliputi skala konsep diri serta skala Cinderellacomplex dengan menggunakan penyusunan skala psikologi skala Likert.

Penyusunan skala Cinderella complex disusun dengan dasar asek-aspek dari teori yang diungkapkan oleh Hapsari [14] yang yaitu aspek redahnya harga diri, aspek bergantung pada orang lain, aspek menginginkan pengarahan dari orang lain., aspek kontrol diri eksternal, aspek menjauhi kompetisi serta tantangan. Dalam penelitian ini digunakan cara try out terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian. Try out dalam penelitian ini dilakukan pada siswi kelas XI SMK X Sidoarjo diluar sampel penelitian yang berjumlah 60 orang siswi. Untuk menghitung validitas butir iskala Cinderella Complex digunakan program SPSS 26 for windows dengan teknik pengujian corrected itemtotal correlation menyebutkan standart yang digunakan untuk mengukur dan menentukan daya diskriminasi aitem, dengan batasan rix ≥ 0,30. Hasil dari uji coba validitas aitem terhadap skala Cinderella Complex yang terdiri dari 40 aitem. Tetapi setelah dilaksanakan uji coba, aitem yang valid memiliki jumlah 22 aitem sedangkan aitem yang gugur memiliki jumlah 18 aitem. Nilai validitas pada skala CinderellaComplexbergerak dari 0,307 ke arah 0,676.Hasil uji koefisien reliabilitas skala Cinderella Complex dengan jumlah responden 60 dan aitem yang valid sebanyak 22 dan diperoleh nilai Alpha Cronbach sebesar 0,856, yang berada pada kisaran 0,81 – 1,00 sehingga dinyatakan sangat reliabel.

Penyusunan skala konsep diri mengacu pada aspek-aspek yang dikatakan oleh Ma’rifah [16], yaitu aspek psikis meliputi bagaimana kemampuan individu dalam menggambarkan dirinya sendiri, aspek sosial, Aspek fisik, aspek moral. Untuk menghitung validitas butir skala konsep diri digunakan program SPSS 26 for windows dengan teknik pengujian correcteditemtotalcorrelationmenyebutkan standar yang digunakan untuk mengukur dan menentukan daya diskriminasi aitem, dengan batasan rix ≥ 0,30. Hasil dari uji coba validitas aitem terhadap skala konsep diri yang terdiri dari 22 iaitem, tetapi setelah dilaksanakan uji coba, aitem yang valid memiliki jumlah 16 aitem sedangkan aitem yang gugur memiliki jumlah 6 aitem.

Uji inormalitas sebaran menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini hasil dari data akan dianalisa menggunakan teknik statistik yaitu correlation product moment Spearman’s rho, dan menggunakan uji linieritas yang menurut Azwar [17] merupakan uji analisis regresi antara variabel X serta variabel Y dimana untuk melihat apakah terdapat hubungan yang linear apabila taraf isignifikansi dari F beda > 0,05.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil uji asumsi dapat diperoleh bahwa data konsep diri dan Cinderella Complex tidak berdistribusi normal dan mempunyai hubungan yang linier. Sehingga langkah yang dilakukan untuk melakukan uji analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan correlation product moment Spearman’s rho. Berikut ini hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan Cinderella complex pada siswi kelas XI SMK X. Uji analisis data menggunakan bantuan program SPSS 26 for windows. Berikut ini hasil uji korelasi pada variabel :

Correlations
CINDERELLA KONSEPDIRI
Spearman'srho KONSEPDIRI Correlation Coefficient 1,000 -,630**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 191 191
CINDERELLA Correlation Coefficient -,630** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Table 1.Hasil Uji Hipotesis

Berdasrakan dari hasil tabel 1 hasil uji hipotesis, mendapat hasil koefisien korelasi rxy= -0, 630 memiliki nilai signifikansi 0,000 yang dapat diartikan terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan Cinderellacomplex. Semakin tinggi konsep diri siswi maka semakin rendah Cinderellacomplexsiswi tersebut. Sebaliknya jika konsep diri rendah yang dimiliki maka Cinderellacomplexyang dimiliki siswi akan tinggi. Berdasarkan dari hasil analisa variabel konsep diri terdapat 19 siswi dengan kategori sangat rendah, terdapat 51 siswi dengan kategori rendah, terdapat 70 siswi dengan kategori sedang, terdapat 42 siswi dengan kategori tinggi, dan terdapat 9 siswi dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan pada variabel Cinderella Complex terdapat 32 siswi dengan kategori sangat rendah, terdapat 31 siswi dengan kategori rendah, terdapat 59 siswi dengan kategori sedang, terdapat 46 siswi dengan kategori tinggi, dan terdapat 23 siswi dengan kategori sangat tinggi.

Dari analisa diatas menunjukkan bahwa siswi kelas XI SMK X lebih banyak siswi yang mempunyai konsep diri rendah dan lebih banyak siswi yang memiliki Cinderella complex pada kategori tinggi. Dilihat dari hasil uji sumbangan efektif pada penelitian ini dapat diartikan variabel konsep diri pada penelitan ini memberikan sumbangan sebesar 44,1% terhadap variabel Cinderella complex sisanya yakni 55,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang bukan terfokus pada penlitian ini.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa Cinderella complex pada siswi dapat diminimalisir dengan cara meningkatkan konsep diri, karena pada usia remaja siswa SMK memiliki tugas perkembangan yaitu salah satunya mencapai kemandirian, dan siswa SMK memiliki tujuan utama setelah lulus yaitu mampu bekerja di suatu bidang khusus. SMK X sidoarjo merupakan SMK favorit di kota Sidoarjo, dan juga terdapat banyak perusahaan yang bekerja sama dengan SMK X sehingga kebutuhan perusahaan terhadap siswa-siswi di SMK X tinggi. Maka dengan konsep diri yang lebih positif, diharapkan para siswi akan lebih mempunyai kemandirian, mampu mengambil inisiatif dan siap berhadapan dengan tantangan iatau berkompetisi di dunia kerja. SMK X sebenarnya sudah memiliki kegiatan yang memungkinkan siswa iuntuk membangun konsep diri yang positif yaitu melalui beberapa kegiatan seperti ekstrakurikuler yang diberikan diluar jam pelajaran. Kegiatan ini melatih para siswa dan siswinya untuk lebih mandiri, belajar bertanggung jawab terhadap ekstrakurikuler yang dipilih sesuai dengan bakatnya namun dan tetap memberikan prestasi akademiknya. Kegiatan ekstrakulikuler ini juga melatih para siswa untuk berperan aktif dalam meningkatkan intelektualitasnya, kerjasama yang baik dengan siswa yang lainnya, mengembangkan inisiatifnya dan berbagai softskill yang lain. Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah untuk membangun konsep diri yang positif salah satunya menurut Rosidah [18] yaitu dengan cara mengadakan layanan bimbingan klasikal dimana layanan bimbingan klasikal adalah layanan bimbingan awal dengan tujuan agar konselor dapat melaksanakan kegiatan kontak langsung dengan para siswa secara terjadwal. Hasil dari penelitian tersebut adalah layanan bimbingan klasikal terbukti berhasil dalam meningkatkan konsep diri siswa yang Underachiever. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini diterima yakni terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan Cinderellacomplex, yang diartikan bahwa semakin tinggi konsep diri maka semakin rendah Cinderellacomplexpada siswi kelas XI SMK

Berdasarkan dari hasil analisa variabel konsep diri terdapat 19 siswi dengan kategori sangat rendah, terdapat 51 siswi dengan kategori rendah, terdapat 70 siswi dengan kategori sedang, terdapat 42 siswi dengan kategori tinggi, dan terdapat 9 siswi dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan pada variabel Cinderella complex terdapat 32 siswi dengan kategori sangat rendah, terdapat 31 siswi dengan kategori rendah, terdapat 59 isiswi dengan kategori sedang, terdapat 46 siswi dengan kategori tinggi, dan terdapat 23 siswi dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa Cinderella complex pada siswi dapat diminimalisir dengan cara meningkatkan konsep diri, karena pada usia remaja siswa SMK memiliki tugas perkembangan yaitu salah satunya mencapai kemandirian, dan siswa SMK memiliki tujuan utama setelah lulus yaitu mampu bekerja di suatu bidang khusus.

SMK X sebenarnya sudah memiliki kegiatan yang memungkinkan siswa untuk membangun konsep diri yang positif yaitu melalui beberapa kegiatan seperti ekstrakurikuler yang diberikan diluar jam pelajaran. Kegiatan ini

melatih para siswa dan siswinya untuk lebih mandiri, belajar bertanggung jawab terhadap ekstrakurikuler yang dipilih sesuai dengan bakatnya namun dan tetap memberikan prestasi akademiknya. Kegiatan ekstrakulikuler ini juga melatih para siswa untuk berperan aktif dalam meningkatkan intelektualitasnya, kerjasama yang baik dengan siswa yang lainnya, mengembangkan inisiatifnya dan berbagai soft skill yang lain. Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini menggunakan hanya beberapa indikator aitem dalam penentuan sampel, yang dimana terdapat beberapa indikator aitem yang peneliti tidak gunakan, diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa menggunakan indikator aitem yang jauh lebih banyak, dan keterbatasan lainnya yaitu penelitian ini hanya menjelaskan tentang hubungan antara konsep diri dan “Cinderella complex” saja, padahal masih banyak faktor lain yang mungkin bisa imenjadi penyebab dari “Cinderella complex”..

Simpulan

Berdasarkan dari hasil analisa diatas, bahwa hasil koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,630 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian tentang hubungan antara konsep diri dengan Cinderella complex maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini diterima yakni terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan Cinderella complex.Yang diartikan bahwa semakin tinggi konsep diri maka semakin rendah Cinderella complex pada siswi kelas XI SMK X. Dan juga sebaliknya semakin rendah konsep diri maka akan semakin tinggi Cinderella complex pada siswi kelas XI SMK X. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menggunakan metode kualitatif. Peneliti juga berharap agar peneliti selanjutnya dapat mencari tahu lebih dalam hal-hal yang dapat mempengaruhi individu memiliki Cinderella complex yang tidak di teliti oleh peneliti di dalam penelitian ini yakni kematangan emosi, pola asuh orang tua dan lainnya serta memakai referensi yang terbaru, melalui jurnal maupun buku.

References

  1. Pangastuti, U., & Khafid, M. (2019). Peran Kematangan Karir dalam Memediasi Kompetensi Kejuruan
  2. dan Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Economic Education Analysis Journal, 8(2), 485–500. https://doi.org/10.15294/eeaj.v8i2.31496.
  3. Jannah, M. (2016). Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam. Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 1(1), 243–256. https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i1.1493.
  4. Listiari, E. (2011). Hubungan Antara Tingkat Religiusitas dan Pengendalian Diri pada Remaja Tingkat SMA. Jurnal Psikologi, 7(1858–3970), 56–66.
  5. Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25. https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362.
  6. Hapsari, A. D., Mabruri, M. I., & Hendriyani, R. (2014). Cinderella Kompleks Pada Mahasiswi Di Universitas Negeri Semarang. Journal Psychology Universitas Negeri Semarang, 3(1), 5–12. https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:aw31R6m-9RkJ:scholar.google.com/+Menurut+Dowling+(Hapsari,+Iqbal,+%26+Hendriyani,+2014)+cinderella+complex&hl=id&as_sdt=0,5.
  7. Hapsari, A. D., Mabruri, M. I., & Hendriyani, R. (2014). Cinderella Kompleks Pada Mahasiswi Di Universitas Negeri Semarang. Journal Psychology Universitas Negeri Semarang, 3(1), 5–12. https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:aw31R6m-9RkJ:scholar.google.com/+Menurut+Dowling+(Hapsari,+Iqbal,+%26+Hendriyani,+2014)+cinderella+complex&hl=id&as_sdt=0,5.
  8. Syafrina, N. (2019). Kecenderungan cinderella complex pada remaja putri di kecamatan medan helvetia [Universitas Medan Area]. http://repository.uma.ac.id:8081/bitstream/123456789/11433/1/158600409 - Novida Syafrina - Fulltext.pdf. Skripsi.
  9. Iqbal, M. (2017). Perbedaan Cinderella complex Antara Remaja Suku Minang dan Suku Mandailing. Universitas Medan Area.
  10. Zahrawaany, T. A., & Fasikhah, S. S. (2019). Pengaruh Kematangan Pribadi dengan Kecenderungan Cinderella Complex pada Wanita Dewasa Awal. Jurnal Cognicia, 7(1), 139–152.
  11. Zaini, T. S. (2016i). Cinderella Complex idalam Perspektif iPsikologi Perkembangan iSosial Emosii. Indigenousi: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1), 92. https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.2222.
  12. Saam, Z., & Wahyuni, S. (2012). Psikologi Keperawatan. Rajawali Pers.
  13. Syafrina, N. (2019). Kecenderungan cinderella complex pada remaja putri di kecamatan medan helvetia [Universitas Medan Area]. http://repository.uma.ac.id:8081/bitstream/123456789/11433/1/158600409 - Novida Syafrina - Fulltext.pdf. Skripsi.
  14. Suyuti, N. R. (2010). Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian RemajaPanti Asuhan Nurul Abyadh Malang. Universitas Negeri Malang. Skripsi.
  15. Hapsari, A. D., Mabruri, M. I., & Hendriyani, R. (2014). Cinderella Kompleks Pada Mahasiswi Di Universitas Negeri Semarang. Journal Psychology Universitas Negeri Semarang, 3(1), 5–12. https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:aw31R6m-9RkJ:scholar.google.com/+Menurut+Dowling+(Hapsari,+Iqbal,+%26+Hendriyani,+2014)+cinderella+complex&hl=id&as_sdt=0,5.
  16. Saam, Z., & Wahyuni, S. (2012). Psikologi Keperawatan. Rajawali Pers
  17. Ma’rifah, A. K. (2019). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Hardiness Pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Universitas slam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Skripsi
  18. Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar
  19. Rosidah, A. (2017). Layanan Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa Underachiver. Jurnal Fokus Konseling, 3(2), 154. https://doi.org/10.26638/jfk.53.2099