Abstract
This study aims to determine the relationship between self-efficacy and achievement motivation and how much influence self-efficacy on achievement motivation on eighth semester student students at the Faculty of Economics and Business, Faculty of Engineering and Faculty of Teacher Training and Education Sciences at Muhammadiyah University Sidoarjo. This research was conducted with a quantitative correlational research method, using simple random sampling with a sample of 227 students. The measuring instrument uses two scales, self-efficacy scale and achievement motivation scale with Pearson product moment correlation technique with the help of IBM Statistics 20 Version for Windows. The results of the analysis show that there is a relationship between self-efficacy and achievement motivation. The implications of this study is to develop student achievement and provide interventions to improve the quality of education. Maximum improvement of education qualification can improve self-efficacy and achievement motivation in working students
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi dan berapa besar pengaruh efikasi diri terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa bekerja semester delapan di fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas teknik dan fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif korelasional, menggunakan simple random sampling dengan sample 227 mahasiswa.Alat ukurnya menggunakan dua skala yaitu skala efikasi diri dan skala motivasi berprestasi menggunakan teknik korelasi Pearson product moment dengan bantuan IBM Statistic 20 Version for Windows.Hasil dari analisa menunjukkan bahwa adanya hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi.Implikasi dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan prestasi mahasiswa dan pemberian intervensi peningkatan kualitas pendidikan.Peningkatan kualitas pendidikan secara maksimal bisa meningkatkan efikasi diri dan motivasi beprestasi pada mahasiswa bekerja.
Kata kunci :efikasi diri, motivasi berprestasi, mahasiswa semester delapan, mahasiswa bekerja.
Introduction
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi dan berapa besar pengaruh efikasi diri terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa bekerja semester delapan di fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas teknik dan fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif korelasional, menggunakan simple random sampling dengan sample 227 mahasiswa.Alat ukurnya menggunakan dua skala yaitu skala efikasi diri dan skala motivasi berprestasi menggunakan teknik korelasi Pearson product moment dengan bantuan IBM Statistic 20 Version for Windows.Hasil dari analisa menunjukkan bahwa adanya hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi.Implikasi dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan prestasi mahasiswa dan pemberian intervensi peningkatan kualitas pendidikan.Peningkatan kualitas pendidikan secara maksimal bisa meningkatkan efikasi diri dan motivasi beprestasi pada mahasiswa bekerja.
Fenomena sekarang ini banyak sekali mahasiswa yang memilih kuliah sambil bekerja.Di universitas muhammadiyah sidoarjo tidak terlepas dari fenomena ini. Pada tahun 2014 dari mahasiswa yang mendaftar sebanyak 2220 mahasiwa baru, sebanyak 28,40 % mendaftar sebagai mahasiswa yang bekerja, pada tahun 2015 dari mahasiswa yang mendaftar sebanyak 2199 mahasiswa baru, sebanyak 27,5 % mendaftar sebagai mahasiswa yang bekerja, pada tahun 2016 dari 2472 mahasiswa baru sebanyak 43 % mendaftar sebagai mahasiwa bekerja dan pada tahun 2017 dari 2211 mahasiswa baru, 24,06 % mendaftar sebagai mahasiswa bekerja. Dengan data ini, mahasiswa yang bekerja juga sudah mencapai angka yang signifikan (data BAA Universitas Muhammadiyah sidoarjo).
Mahasiswa yang bekerja melakukan aktivitas bekerja dan kuliah selama 12 jam per hari (selama hari Senin-Jumat) ditambah waktu yang mereka butuhkan untuk menempuh perjalanan ke tempat kerja dan kuliah, serta waktu yang mereka butuhkan untuk mengerjakan tugas di luar jam kerja dan jam kuliah, dan hal ini akan lebih sulit dihadapi ketika mahasiswa ini juga sudah memasuki semester akhir. Dalam perkuliahan ketika mahasiswa sudah memasuki semester akhir itu artinya mahasiswa tersebut juga sedang mengerjakan tugas akhir, ketika mahasiswa menyelesaikan jenjang S1 maka tugas akhirnya adalah skripsi.
Penelitian Tessema, Ready & Astani (2014)menunjukan bahwa ada beberapa dampak negatif dan positif ketika mahasiswa memilih kuliah sambil bekerja. Kuliah sambil bekerja memiliki dampak negarif kepada mahasiswa dalam hal kepuasan dan performa akademis meskipun kecil, hal ini tergantung dengan jam kerja mahasiswa, semakin lama mahasiswa bekerja maka semakin menurun juga kepuasan serta performa akademisnya. Tetapi juga memiliki beberapa dampak positif diantaranya mengurangi beban biaya orang tua mereka, meningkatkan kemampuan setelah lulus dan mendapatkan keterampilan.
Pada kenyataannya motivasi berprestasi mahasiswa hanya rata-rata bahkan cenderung rendah.Hal ini di buktikan dengan Survey awal yang dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2017. Penelitian terhadap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang bekerja, melalui observasi dan interview dengan ciri yang tampak adalah sering terlambat masuk kelas, asyik bermain HP ketika dosen sedang menerangkan, berbicara dengan teman ketika dosen sedang menerangkan materi, minimnya frekuensi datangnya ke perpustakaan, kurang memperhatikan kualitas tugas kuliah, mengerjakan tugas yang cenderung mendadak dan terkadang mengerjakan tugas 1 atau 2 jam sebelum tugas dikumpulkan, kurang inovatif, hanya suka menyelesaikan tugas yang mudah dan kurang menantang. Melihat permasalahan tersebut menunjukan rendahnya motivasi berprestasi pada mahasiswa universitas muhammadiyah sidoarjo.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, mulai dari efikasi diri, management diri (Amir, 2016) insentif, komunikasi (Matin & Taufik, 2017), pengelolaan kelas (Putri & Listiara, 2017) konsep diri (Sari, Taufik, & Sumawati, 2016), kepuasan kerja (Widyaningtyas & Darminto, 2013), efikasi diri (Farihah, 2012), efikasi diri (Abdullah, 2014) efikasi diri (Petriani, 2013).Dari beberapa hasil penelitian diatas, efikasi diri adalah salah satu faktor dalam menentukan motivasi berprestasi.
Penelitian tentang efikasi diri dan motivasi berprestasi pernah dilakukan oleh (Petriani, 2013) dengan judul hubungan self efficacydengan motivasi berprestasi penari Bali remaja di Kabupaten Gianyar. Selanjutnya Penelitian tentang efikasi diri dengan motivasi berprestasi juga dikemukakan oleh farihah (2012) ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian Abdullah (2014)dan amir (2016) menjelaskan bahwa efikasi diri mempunyai hubungan positif dengan motivasi berprestasi.
Berkaitan dengan penjelasan di atas tentang hal yang mempengaruhi motivasi berprestasi serta didukung dengan adanya penelitian terdahulu, efikasi diri adalah faktor yang sangat penting untuk diteliti lebih lanjut pada subjek yang berbeda, maka dari itu peneliti tertarik mengkaji tentang efikasi diri dengan motivasi berprestasi, dan pemilihan subjeknya kepada mahasiswa semester akhir di universitas muhammadiyah sidoarjo yang bekerja.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan variabel bebasnya (X) yaitu efikasi diri dengan variabel terikatnya (Y) yaitu motivasi berprestasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2014 sebanyak 647 yang saat ini masuk dalam mahasiswa semester akhir, Sebagai penentu jumlah sampel dari populasi digunakan tabel dari Isaac dan Michael, dengan taraf kesalahan 5% sehingga populasi yang dijadikan penelitian berjumlah 227 siswa dan dengan menggunakan teknik simple random sampling. kemudian teknik pengambilan data dengan menyebar dua skala kepada sample yaitu skala efikasi diri dan skala motivasi berprestasi yang sebelumnya telah di try-out kan terlebih dahulu yang didalamnya juga telah diberikan pertanyaan tentang jenis kelamin, usia, masa kerja dan jenis pekerjaan sehingga nantinya akan dapat dikategorisasikan.
Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product momentKemudian penelitian ini juga menggunakan uji validitas (validitas aitem dan validitas skala), Uji Reliabilitas, Uji Normalitas data, Uji Linearitas data serta Uji determinasi dengan menggunakan alat bantu program IBM SPSS Statistics 20 version For Windows.
Results
Berdasarkan hasil analisa diatas diperolehhasilkoefisien korelasi =0.337** dengansignifikansi 0,000 <0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan.Sehingga terbukti bahwa efikasi dirimempunyai hubungan secara signifikan terhadap motivasi berprestasi.Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi pula motivasi berprestasinya pada mahasiswa tersebut.Begitu juga seballiknya semakin rendah efikasi diri yang dimiliki mahasiswa maka semakin rendah pula motivasi berprestasi pada mahasiswa tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Farihah (2012) yang berjudul hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarya.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa. Hal ini juga menguatkan hasil penelitian Amir (2016) yang menyatakan bahwa efikasi dan management diri berpengaruh terhadap motivasi berprestasi.
Motivasi Berprestasi adalah suatu aspek psikologis yang akan berpengaruh pada kesuksesan seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Individu akan memiliki kemauan keras untuk mencapai suatu tujuan apabila memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Individu yang memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi maka individu tersebut memiliki kemudahan dalam pencapaian suatu tujuan.Karena individu tersebut mempunyai keyakinan diri yang kuat, aspek afeksi, aspek motivasional dan aspek seleksi yang baik.
Meskipun telah tergambarkan bahwa efikasi diri memiliki hubungan yang positif dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa yang bekerja.Namun, berdasarkan hasil uji determinasi pada penelitian ini menunjukan 0,110 (adjusted R Square) membuktikan bahwa dalam penelitian ini variabel efikasi diri memberikan sumbangan yang efektif hanya sebesar 11% terhadap motivasi berprestasi mahasiswa semester akhir universitas muhammadiyah sidoarjo yang bekerja. Sisanya ditentukan oleh Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi yaitu insentif dan komunikasi (Matin & Taufik, 2017), pengelolaan kelas (Putri & Listiara, 2017) konsep diri (Sari et al., 2016), kepuasan kerja (Widyaningtyas & Darminto, 2013).
Discussion
Dari hasil kategorisasi diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa semester akhir Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang bekerja memiliki tingkat efikasi diri dan motivasi berprestasi dalam kategori sedang.Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat diketahui dari 227 mahasiswa, 37 mahasiswa memiliki tingkat efikasi diri rendah dengan presentase 16,3%, 155 subjek memiliki tingkat efikasi diri sedang dengan presentase 68,3% dan 35 mahasiswa memiliki tingat efikasi diri tinggi dengan presentase 15,4. Sedangkan pada variabel motivasi berprestasi diketahui dari 227 mahasiswa, 35 mahasiswa memiliki tingkat motivasi berprestasi yang rendah dengan presentase 15,4%, 157 mahasiswa memiliki tingkat motivasi berprestasi yang sedang dengan presentase 69,2% dan 35 mahasiswa memiliki tingat motivasi berprestasi yang tinggi dengan presentase 15,4%.
Karena selain kategorisasi variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi pada 227 mahasiswa yang dijadikan sample secara umum, terdapat spesialisasi dari beberapa hal yaitu jenis kelamin, usia, masa kerja dan juga bidang pekerjaan.Pada variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi, dalam penelitian ini menemukan temuan lain bahwa ternyata pada jenis kelamin laki-laki memiliki tingkat efikasi diri dan motivasi berprestasi lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa jenis kelamin perempuan. Rentang usia 21-23 tahun memilik efikasi diri dan motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingan dengan rentang usia 4-6 tahun. Masa kerja 1-3 tahun ternyata memiliki tingkat efikasi diri serta motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan masa kerja diatas 3 tahun. Serta mahasiswa yang berada pada posisi jenis pekerjaan staff lebih banyak mahasiswa yang memiliki efikai diri dan motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan bidang pekerjaan lain seperti karyawan produksi, teknisi, pendidik, pramuniaga dan driver online.
Limitasi penelitian ini hanya mencakup subjek mahasiswa semester VIII yang bekerja, belum mencakup mahasiswa semester awal atau mahasiswa dengan kegiatan lain misalnya mahasiswa sebagai aktivis atau mahasiswa dengan kegiatan tambahan yang lain. Mungkin hasil penelitian akan berbeda jika subjek dalam penelitian ini berbeda, Karena konteks mahasiswa bekerja berbeda dengan konteks mahasiswa dengan kegiatan lain, dan juga tidak memperhatikan apakah mahasiswa lulus tepat waktu atau tidak. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional yang dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit dalam sebuah model.
Implikasi dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan prestasi mahasiswa dan pemberian intervensi peningkatan kualitas pendidikan.Peningkatan kualitas pendidikan secara maksimal bisa meningkatkan efikasi diri dan motivasi beprestasi pada mahasiswa bekerja.Menurut hasil penelitian Hardiansyah (2013), metode konseling kelompok dengan choice theory mampu meningkatkan motivasi berprestasi. Artinya, bahwa konseling kelompok dengan choice theory bisa digunakan sebagai tindakan intervensi untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi berprestasi. Sejalan dengan hasil analisa penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi, maka konseling kelompok dengan choice theory bisa diterapkan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada mahasiswa bekerja semester VIII fakultas ekonomi, fakultas teknik dan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sehingga efikasi diri bisa dimasukan dalam materi konseling kelompok dengan choice theory.
Conclusion
Berdasarkan simpulan analisis data yang telah dilakukan menujukkan ada korelasi positif antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi. emakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi. Hal sama juga sebaliknya, semakin rendah efikasi diri maka semakin rendah pula motivasi berprestasi pada mahasiswa universitas muhammadiyah sidoarjo yang bekerja. Hal ini telah tergambarkan bahwa efikasi diri memiliki hubungan yang positif dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa yang bekerja. Namun, berdasarkan hasil uji determinasi pada penelitian ini membuktikan bahwa variabel efikasi diri memberikan sumbangan yang efektif hanya sebesar 11% terhadap motivasi berprestasi mahasiswa semester akhir universitas muhammadiyah sidoarjo yang bekerja.Sisanya, yaitu 89% ditentukan oleh faktor lainnya.
Hasil kategorisasi dapat diketahui bahwa mahasiswa semester akhir Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang bekerja memiliki tingkat efikasi diri dan motivasi berprestasi dalam kategori sedang. Pada variabel efikasi diri dan motivasi berprestasi, dalam penelitian ini menemukan temuan lain bahwa ternyata pada jenis kelamin laki-laki memiliki tingkat efikasi diri dan motivasi berprestasi lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa jenis kelamin perempuan. Rentang usia 21-23 tahun memilik efikasi diri dan motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingan dengan rentang usia 4-6 tahun. Masa kerja 1-3 tahun ternyata memiliki tingkat efikasi diri serta motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan masa kerja diatas 3 tahun. Serta mahasiswa yang berada pada posisi jenis pekerjaan staff lebih banyak mahasiswa yang memiliki efikai diri dan motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan dengan bidang pekerjaan lain seperti karyawan produksi, teknisi, pendidik, pramuniaga dan driver online.
Menurut hasil penelitian Hardiansyah (2013), metode konseling kelompok dengan choice theory mampu meningkatkan motivasi berprestasi. Artinya, bahwa konseling kelompok dengan choice theory bisa digunakan sebagai tindakan intervensi untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi berprestasi. Sejalan dengan hasil analisa penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi, maka konseling kelompok dengan choice theory bisa diterapkan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada mahasiswa bekerja semester VIII fakultas ekonomi, fakultas teknik dan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sehingga efikasi diri bisa dimasukan dalam materi konseling kelompok dengan choice theory.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
References
- Alwisol Psikologi Kepribadian. UMM press: Malang; 2009.
- H Amir,, Korelasi pengaruh faktor efikasi diri dan manajemen diri terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa pendidikan kimia unversitas bengkulu.. Manajer Pendidikan. 2016; 10(4):336-342.
- Atkinson Motivation and Achievement. Washington, D.C: V.H. winston and sons; 1982.
- A Bandura,, elf-efficacy:The exercise control.. New york: freeman.; 1977.
- Beck. Motivations. Englewood Cliffs, N J: Prentice Hall.; 1990.
- S. Farihah,, Hubungan antara efikasi diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Muhammadiyah 6. 2012;645-647.
- GhufronR Risnawati,, Teori-teori psikologi.. Yogyakarta: Ar-Ruzz media; 2014.
- E Hardiansyah,, Konseling Kelompok dengan Choice Theory untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Psikologia,. 2013; 2(1)
- N Made,, K. Udayani,, K. Agustini,, D., Gede,, H., ivayana,, K Kunci,, Hubungan Motivasi Berprestasi dan Minat Berorganisasi Terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika,. 2017; 6(2):1-10.
- C. McClelland, D., Human Motivation.. United states of america: Boston University.; 1987.
- Mills, N.,, F Pajares,, C. Herron,, Self-Efficacy of collage intermediate French Student:Relation to Achievement and Motivation. Langauge Learning. 2007; 57(3):417-442.